Penulis: Mawin Asif

Tepat setelah mahasiswa baru mengadakan rentetan acara PBAK Universitas sampai Fakultas, hari ini seluruh mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengadakan aksi tentang masalah Uang Kuliah Tunggal (UKT). Mahasiswa UIN Malang yang akan aksi, terlihat memenuhi depan tangga besar sampai antara gedung A dan B.

Setelah mengelilingi rektorat, massa aksi berdiri memenuhi depan kantor rektorat. Aspirasi demi aspirasi mahasiswa mulai diteriakkan, tak lepas dari rintihan mahasiswa baru yang terlilit mahalnya UKT. Bahkan mahasiswa baru mendominasi orasi di depan rektorat dengan keluhan ketidakadilan terkait mahalnya UKT yang diberikan, salah satu bukti bahwa tingginya UKT sudah mencapai masalah yang fatal.

Dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) terkait penetapan UKT dituliskan “Sesuai dengan kemampuan ekonomi”.

Namun banyak UKT mahasiswa baru yang di atas Rp. 7.000.000 dengan penghasilan orangtua mereka jauh dari angka tersebut. Ada ketidakcocokan antara peraturan dengan implementasi kebijakan dari kampus terkait UKT.

Di samping itu, mobilisasi massa aksi hari ini satu komando dan satu tujuan. Dapat diartikan kepedulian sosial mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang begitu tinggi.

Hal yang tidak mencerminkan peduli sesama adalah civitas akademik lain terlihat tidak peduli dengan demonstrasi hari ini, atau memang mereka merasa tidak setara dengan civitas akademik yang bernama mahasiswa ?

Rektor pun tidak datang di momen yang bisa dikatakan jauh lebih penting daripada memperbaiki nama baik kampus. Kebijakan UKT dalam hal ini jauh lebih penting karena menyangkut langsung dengan setiap mahasiswa beserta keluarganya.

Sangat mengecewakan publik ketika rektor dan petinggi lainnya yang seharusnya memberikan penjelasan malah tidak berkata apapun kecuali sebuah alibi.

Sedangkan pada momen berbau perbaikan nama kampus, mereka rajin dan percaya diri tampil di depan publik. Alasan mahalnya UKT bukan lagi aib yang akan terus-menerus disembunyikan oleh beberapa pihak saja, perlu adanya kejelasan terkait dasar alasan penentuannya yang tinggi.

Massa aksi berkumpul di dalam gedung rektorat.

Tidak mungkin mahasiswa hanya percaya tanpa bukti yang jelas, apalagi mahasiswa punya idealisme sendiri.

Massa aksi memutuskan masuk untuk memenuhi rektorat lantai satu. Masih menunggu kabar dari rektor yang katanya tadi siang akan dihubungi untuk datang ke kampus. Kami akan tetap menunggu klarifikasi yang jernih tanpa menggunakan hipokrit dari pihak rektorat terkait UKT.

Tidak semudah yang Gus Isroqunnajah katakan saat siang tadi, “Aspirasi saya terima, silahkan kembali semua”, tutur beliau.

Pak, kita aksi tolak UKT bukan agar anda bilang “Aspirasi kalian saya terima” terus kami pulang. Kami menuntut agar pihak rektorat benar-benar menurunkan UKT dan bijaksana dalam membagi penentuannya.

Toh, semisal ketika kita bubar pun anda tidak akan lebih serius menanggapi keluhan kami. Massa aksi serius pak, jangan diajak bercanda. Tidak satu kali ini saja aspirasi hanya ditampung tanpa ditindaklanjuti.

Ingat aksi sebelumnya, beberapa jawaban dari rektorat tidak mempunyai alasan yang jelas. Maka sekarang kami menuntut kembali dengan lebih tegas dan berani. Beberapa tuntutan akan kami bacakan didepan rektor, jika perwakilannya selalu tidak serius dalam menanggapi masalah yang krusial sekaligus memiskinkan ini.

Sejak menjelang maghrib hingga setelah isya’, massa aksi telah menunggu di rektorat lantai lima. Namun rektor masih belum juga datang untuk menemui aksi masa.

Demonstrasi kali ini harus benar-benar ada kejelasan dari pihak rektorat. Kami tidak akan puas begitu saja sampai ada perubahan kebijakan UKT yang signifikan.

Hari ini kami belum menemui titik terang lagi, sehingga kami semua akan mengadakan titik kumpul lagi.