Penulis: Luthfi Hamdani

Dulu ketika ikut PMII saya diajar bahwa segala gerakan dan upaya yang dilakukan musti berdasar asas kolektif: bersama-sama, secara gabungan. PMII punya begitu banyak kader dan Malang adalah tempat subur bagi persemaian organ pergerakan — segala macam ada. Tapi sejak awal, saya paham bahwa tujuan organisasi yang identik dengan warna biru-kuning ini ndak lain adalah “Terbentuknya pribadi muslim..” .

Subjek yang hendak diajak berkembang dan terbentuk adalah pribadi atau individu kader, bukan komunitasnya dulu. Semakin jauh proses kaderisasi musti lebih fokus pada prinsip bahwa setiap orang itu istimewa, unik, berbeda. Kalau mereka tidak merasa/sadar akan ketiganya, ya musti disadarkan. Setiap anggota harus jadi dirinya sendiri, sedang tugas organisasi adalah mewadahi potensi yang beragam ini melakukan beragam interaksi timbal balik supaya saling tumbuh bersama. Setelah itu baru melakukan desain gerakan yang keren, lintas cara-lintas ruang. .
.
Kebetulan dua hari lalu harlah PMII, pas saya rampung baca buku berjudul “Your Journey to be the Ultimate U #2” (2013). Buku karya career coach Rene Suhardono ini mengulas tentang passion. Passion adalah upaya menemukan kebermaknaan dan kebahagian dalam beragam aktivitas dalam hidup. Apa rutinitas produktif yang anda bahagia terus melakukannya tapi juga bermakna bagi anda dan orang-orang di sekeliling anda?

Kader organisasi bukan gerombolan bebek yang bisa digiring kesana kemari tanpa paham apa tujuan mereka. Setiap individu harus diajak untuk paham arti dan makna keberadaan mereka sebagai individu juga sebagai organisasi. Istilah Suhardono: “Your value = the ‘why’ of your existence”
.
Setahu saya, alasan kenapa banyak kader/anggota yang ‘lepas’ ndak lain sebab mereka ndak nemu aspek ‘why’-nya ketika ikut organisasi. Alasan kedua sebab orang-orang di dalamnya gagal menghadirkan atmosfer yang bahagia, yang produktif pun harmonis. Saya ingat guyonan beberapa sahabat selama di rayon dan komisariat: “Lak kumpul menungso rasane mek pengen ngamuk, pengen tukaran karuan ngaleh nyingkrih”. Bahagia itu penting, bahkan sangat penting. Hidup wajib bahagia, sebab setelahnya kita tak pernah tahu bagaimana. Dirgahayu✊