Penulis: Luthfi Hamdani
Sebagai YG stan, kesan yang saya tangkap dari musik terbaru Blackpink berjudul “How You Like That” adalah: Jennie sangat dominan dibanding ketiga rekan kerjanya. Dari porsi lirik, porsi muncul di MV, sampai cara dia nge-dance memberikan satu pesan — Jennie ini punya rasa percaya diri yang paripurna. .
Bagi saya, Blackpink tanpa Jennie gak akan muncul kesan “swag” yang selama ini jadi identitas kuat mereka (mungkin bakal jadi kemayu mirip girl-band lain). Ibarat Bigbang tanpa GD dan T.O.P. Ketiganya adalah orang-orang yang bisa memberi warna pada satu grup/komunitas mereka. Spontanitas, songong, tengil, sesekali frontal, berani tampil unik sebab paham bagaimana cara mengeksplorasi diferensiasi personal yang kemudian jadi karakter (panggung) mereka. .
Mirip kalau di suatu momen nongkrong, arisan atau kumpul apapun dan suasana mulai kering, sepi, peserta pada main HP sendiri, orang dengan karakter natural seperti Jennie dibutuhkan untuk mencairkan suasana, memulai obrolan baru dan jadi semacam moderator supaya forum terus hidup — dengan guyonan, gojlokan dan ide-ide segar yang dia gak malu utarakan. .
Karakter yang dalam konteks lain bisa mirip Soekarno. Ia hidup di masa pergerakan kemerdekaan yang sebenarnya banyak sekali tokoh pandai. Tapi gaya komunikasi bung Karno, caranya menarik perhatian media dan massa rakyat dengan berbagai atribut seperti peci hitam dan baju safari, serta kalimat-kalimat bombastis tapi disusun rapi membuat Sukarno beda (dan lebih unggul) dengan yang lain. .
Kesimpulan saya: Dunia akan selalu dihiasi oleh orang-orang yang percaya diri dan punya karakter kuat. Yang aktif, bukan pasif. Yang tahu bagaimana cara membuat komunitas yang mereka tinggali menjadi selalu dinamis dan berani bersaing serta unggul dibanding yang lain. Orang-orang begini pasti selalu punya “positioning” kuat di ingatan penggemar atau sesamanya. .
Kepercayaan diri yang diwakili lirik: “Look at me, now look at you. Det, det, det, det.. ” — “Lihat saya dulu, baru lihat diri kamu. ..” . . .