Saat virus corona mulai mewabah di Wuhan, Cina, akhir tahun 2019, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa distribusi serta konsumsi satwa liar dalam jalur perdagangan ilegal menjadi salah satu penyebab kemunculannya. Namun, kemunculan wabah adalah proses yang kompleks. .
.
Sabhrina Gita Aninta, seorang peneliti dalam bidang biologi konservasi, menganalisis hubungan munculnya emerging diseases, atau penyakit baru pegari, seperti COVID-19, bagi manusia dengan pengelolaan satwa dan habitat yang tidak benar. .
.
Kajian yang dilakukan terhadap penyakit baru pegari yang muncul pada 2010-2011 di seluruh dunia menemukan bahwa peternakan dengan populasi hewan yang terlalu padat atau daerah yang mengalami aktivitas pembangunan yang tidak ramah lingkungan kerap berujung kepada penyebaran penyakit. .
Beberapa wabah penyakit zoonosis, penyakit yang ditularkan melalui satwa liar, tercatat terjadi di Uganda, seperti virus Ebola dan virus Marburg. Kedua virus ini dapat menginfeksi baik manusia maupun kera, menyebabkan pengidapnya mengalami demam yang diikuti oleh pendarahan dalam. Singkatnya, semakin banyak manusia membabat hutan untuk bertani atau membangun infrastruktur, semakin tinggi risiko manusia berinteraksi dengan hewan yang membawa virus. .
.
Kesadaran untuk memandang kesehatan manusia dan alam sekitarnya sebagai satu kesatuan sesungguhnya sudah ada sejak awal abad ke-19. Konsep kesatuan ini sekarang dikenal sebagai One Health, atau pendekatan lintas disiplin untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi manusia, hewan, dan lingkungan atau ekosistem. .
.
Mengingat penyakit baru pegari kerap muncul bersama perusakan habitat, Aninta di akhir artikel menyarankan mengintegrasikan pendekatan One Health ke dalam kebijakan lingkungan, misalnya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), hingga pemberian izin usaha dan pembukaan lahan. .
.
Selengkap apapun sistem pengawasan kita, semaju apapun ilmu pengetahuan dalam memetakan risiko, dan sebanyak apapun informasi yang kita punya, jika pemerintah masih menganaktirikan proses ilmiah dan mengutamakan ego sektoral, kita tidak akan ke mana-mana. .
.
Sumber: theconversation.com