Penulis: Mawin Asif (Malang)

Dunia dalam teropong industri dan manufaktur, kini melangkah pada tahap revolusi keempat. Pengikut infrormasi publik khususnya pada sektor ekonomi industri semestinya sudah mengetahui revolusi industri 4.0. Sebelumnya, revolusi tahap ketiga ditandai munculnya teknologi digital dan internet pada tahun 90-an.

Pengembangan platform ketiga dan transformasi digital manufaktur menjadi sebuah ide untuk revolusi industri keempat. Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang mampu untuk menerjemahkan revolusi industri 4.0 kepada masyarakat yang banyak tertinggal.

Membahas mengenai generasi, masuk pada tahap revolusi industri 4.0 akan lahir juga generasi baru yang disebut Alpha. Istilah yang diberikan oleh seorang peneliti sosial Mark Mc Crindle untuk kategori masyarakat yang lahir pada tahun 2010 dan setelahnya.

Sehingga generasi Alpha adalah terusan dari generasi millennial, yang diperkirakan sebagian besar pola hidupnya dibentuk oleh era digital. Kunci masa depan pada tahap pembentukan pelaku revolusi industri keempat, ditentukan pada kualitas generasi Alpha. Sedangkan peran produktif pengenalan RI 4.0 kepada masyarakat Indonesia, ada pada generasi milennial.

Alasan utama, generasi Y atau millennial mengetahui sejarah teknologi platform ketiga hingga perkembangannya sekarang. Berkemungkinan besar lebih mudah untuk memberikan pemahaman masyarakat mengenai revolusi industri 4.0.

Pada era milennial, pudarnya nilai empati terhadap orang lain dan merambat pada moral maupun akhlak. Kebanyakan hanya sampai pada sifat simpati, sekedar belas kasih tanpa ikut merasakan dan membantu.

Santri generasi milennial yang sekarang masih berjuang mencari ilmu, nantinya harus dapat memberi pembuktian. Bahwasanya masih ada generasi yang dapat diandalkan oleh masyarakat. Santri yang dikenal baik dan ditunggu kepulangannya oleh masyarakat, harus bersungguh-sungguh dalam menjaga nilai yang diajarkan pesantren.

Dalam menafsirkan ilmu mengenai revolusi industri 4.0, santri tidak boleh langsung memberikan penjelasan kontemporer. Semisal, masuknya era RI 4.0 ditandai dengan kemunculan superkomputer, robotika, kendaraan tanpa pengemudi, komputasi quantum dan sebagainya.

Penjelasan tersebut akan ditolak mentah-mentah oleh masyarakat. Selain itu, banyak masyarakat yang masih belum menguasai teknologi digital dan internet yang merupakan hasil tahapan sebelum revolusi industri tahap keempat. Lantas, bagaimana jalan pintas santri untuk pemahaman masyarakat terhadap revolusi industri 4.0?

Perlu adanya kesadaran berempati mengenai peranan santri untuk masyarakat. Melihat harapan masyarakat sering kontra dengan perubahan industri dan teknologi yang berkembang pesat. Kita sebagai santri harus melihat terlebih dahulu apa yang masyarakat butuhkan.

Baru setelah itu merancang informasi mengenai revolusi industri keempat sesuai komposisi pengetahuan masyarakat. Harus efektif dalam hal membedakan, antara berhadapan dengan masyarakat desa dan masyarakat kota. Semisal, mayoritas masyarakat di desa bermata pencahariaan pada sektor pertanian. Dapat dimulai dengan menganalisis metode pertanian yang dikerjakan petani desa pada sawah yang mereka miliki.

Perkenalkan revolusi industri sesuai tahap yang ada pada masyarakat di desa. Bila cara petani desa masih menggunakan hewan untuk membajak sawah, maka perkenalkan alat pembajak sawah dari mesin untuk memudahkan pekerjaan mereka.

Jangan langsung pada tahap revolusi industri 4.0 seperti pemanfaatan sistem monitoring lahan pertanian dengan irigasi pintar (Smart Irrigation), mereka akan kewalahan dalam segi pengetahuan maupun biaya yang diperlukan.

Santri harus benar-benar paham tentang bentuk integrasi revolusi industri dengan manfaat pada pertanian yang menguntungkan bagi petani di desa. Lain dengan masyarakat kota yang semisal kebanyakan berkecimpug pada perusahaan industri.

Perkenalkan revolusi industri 4.0 sebagai strategi baru untuk menjadikan suatu perusahaan lebih terukur dalam segi kebutuhan penjualan produk dan permintaan konsumen. Sehingga produk berupa barang dan jasa akan terjual sesuai persediaan barang yang ada di perusahaan.

Tujuan perusahaan masyarakat Indonesia menjadi tercapai dengan keakuratan data dari komputasi quantum. Pemahaman persuasif seperti kedua contoh diatas, akan melahirkan hubungan positif antara kebutuhan masyarakat dengan kehadiran revolusi industri 4.0 dan akan lebih mudah diterima oleh masyarakat desa maupun kota.

Pasalnya, setiap revolusi akan meninggalkan resiko dan pengaruh terhadap pelaku yang melakukan perubahan dan komponen apa saja yang dirubah. Namun, dengan pemahaman santri yang matang dalam menganalisis sekaligus menafsirkan kepada masyarakat, dapat membuat suatu jalan pintas untuk menetralisir resiko dan pengaruh negatif dari revolusi industri 4.0.

Apakah peran santri hanya sekedar mengenalkan revolusi industri dengan baik pada masyarakat di Indonesia ?

Tujuan peran individu dari santri mengenai revolusi industri 4.0 akan memunculkan banyak bentuk idealis untuk memakmurkan negara Indonesia. Namun hal tersebut akan menjadi satu tujuan, jika santri menyadari akan perusahaan besar di Indonesia yang mayoritas dipegang oleh orang asing.

Persaingan mengenai kepemilikan aset negara, perusahaan manufaktur, beberapa jenis tambang dan penguasaan konsumen dalam negeri akan berjalan lebih kompetitif. Era revolusi industri 4.0 menjadikan teknologi informasi sebagai basis dalam kehidupan manusia.

Semua jenis informasi akan berubah menjadi tanpa batas dengan penggunaan daya dan data komputasi tak terbatas, disebabkan oleh adanya pengaruh dari pencanggihan internet dan teknologi digital masif sebagai konektivitas mesin dan manusia. Pada era revolusi industri 4.0 diupayakan dapat menjadi peluang besar bagi santri untuk merebut sektor industri yang sekarang masih dikuasai oleh negara asing.

Di lain sisi, santri tidak boleh melupakan tugasnya untuk mensejahterakan ekonomi masyarakat bukan hanya sosial saja. Meskipun bentuk peran tersebut adalah sumbangan paradigma baru bagi masyarakat dalam menanggapi RI 4.0 yang telah dimulai, sehingga dapat mempermudah masyarakat dalam memahami konsep revolusi industri 4.0.

Membendung beberapa kontroversi mengenai masuknya pengaruh revolusi industri tahap keempat, santri perlu memberikan pendapat yang bersifat moderat. Arti moderat disini bukan diam apatis, tetapi ketika revolusi industri 4.0 ditolak beberapa pihak dengan alasan akan merugikan masyarakat dan beberapa pihak lain setuju dengan maksud terselubung agar semakin membuat kaya segelintir masyarakat.

Sebagai santri kita harus bersikap moderat dengan memberikan solusi dari kontradiksi tersebut. Semisal, menyelaraskan pemikiran Bung Hatta tentang ekonomi kerakyatan dengan konsep revolusi industri 4.0 agar tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat. Sehingga dinamika sosial ditengah masyarakat Indonesia tetap bertujuan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia