Oleh: Fakhrus Ali

Sejarah kebangsaan tentunya kita harus mengetahuinya. Hal yang tentunya wajib bagi berbagai kalangan. Juga sebagai wujud sifat ukhuwah Wathaniyah terhadap sesama kaum muslim dalam satu negara dan juga konteks lainya. Tentang bagaimana saja keberlangsungan daripada Negara Kesatuan Republik Indonesia ini terjadi.

Hari ini bertepatan 11 Maret 2020 bangsa kita telah memperingati sejarah Supersemar. Sejarah yang mungkin sudah menjadi cukup populer sejak dulu, yang sudah kita ketahui sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai hari ini.

Kita tahu bahwasanya Supersemar menjadi sebuah sejarah penting bagi negara kesatuan republik Indonesia. Peristiwa ini jadi tonggak lahirnya terjadi orde baru pada waktu itu. Dan untuk diketahui, Supersemar atau surat perintah 11 Maret adalah penyerahan mandat dari Ir. Soekarno terhadap Soeharto pada tanggal 11 maret 1966.

Dibalik semua yang terjadi tentunya ada sesuatu yang perlu kita garis bawahi yang mana supersemar pada intinya memberi kewenangan terhadap Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang di anggap perlu demi terjaminnya keamanan dan ketertiban serta jalanya pemerintahan. Namun ternyata dalam implementasinya Supersemar diartikan oleh Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan atas Soekarno.

Setelah mengantongi Supersemar, Soeharto mengambil keputusan melalui SK Presiden yang bermuatan tentang: pembubaran PKI beserta Ormasnya, Penangkapan 15 menteri yang mendukung dan terlibat G30S dan masih ada lagi.

Pada hari itu pula Soekarno yang telah diasingkan tak mampu berbuat banyak. Hingga pada akhirnya 22 juni 1966 Soekarno menyampaikan pidato pertanggung jawabannya melalui sidang MPRS, yang biasa dikenal dengan Nawaksara. Dimana pidato soekarno tersebut akhirnya ditolak oleh MPRS. Hal ini karena Soekarno dianggap telah mengecewakan, sebab pada waktu itu pula Soekarno bersih keras tidak mau membubarkan PKI.

Popularitas Soekarno kian tergerus. Pada akhirnya pun Soekarno melepas jabatanya pada 7 Marer 1967, Soeharto telah resmi menjabat Presiden Pada 27 Maret 1967. Disinilah orde lama runtuh dan muncullah Orde Baru atau pemerintahan negara oleh Soeharto.

Pada waktu orde baru muncul tentunya Presiden Soeharto melihat bahwa kondisi Indonesia “kisruh” sebab adanya G30S PKI yang menimbulkan kekacauan politik. Juga kondisi sosial lain seperti halnya inflasi yang semakin tinggi. Kemudian ada gelombang demonstrasi dari berbagai unsur masyarakat bermunculan di setiap daerah. Masalah-masalah ini memicu amarah masyarakat.

Memasuki tahun 1966 inflasi semakin tinggi dan mencapai kurang lebih 600 persen lebih. Dan rakyat mendesak 3 hal, yang biasa disebut Tritura (tiga tuntutan rakyat) yang mewakili masalah dan pernyataan sikap tegas kinerja pemerintahan. Tertuang di dalamnya yaitu;
1. Bubarkan PKI
2. Rombak kabinet dwikora; dan
3. Turunkan harga pokok.

Ini merupakan pengetahuan supersemar secara mendasar dan sebagai bangsa indonesia yang baik, tetap kita memperingati dan belajar. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu membawa perubahan dan berani akan perubahan baru. dan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.

Merdeka, Merdeka, Merdeka !!!