Penulis : Drs. H. Mustofa Alchamdani, MSI.
Fisik dan Non-Fisik
Subhanallah saudaraku, Allah SWT yang maha segalanya memuliakan kita sebagai manusi. Ya semua manusia tidak pandang bulu, baik suku bangsa apapun, warna kulit hitam, putih, kuning, sawo matang (coklat). Apalagi dalam konteks NKRI dengan keragaman yang begitu banyak. Suku, bahasa, agama, kelompok dan sebagainya.
Kaya, miskin, cantik, tampan, jelek, berpangkat, pejabat ataupun rakyat yang punya keyakinan atau agama apapun. Pokoknya bani Adam dimuliakan oleh Alloh SWT.
Firman Alloh SWT QS. Al Isro’ : 70
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Dari ayat tersebut jika kita pahami kemuliaan manusia meliputi :
- Keistimewaan yang sifatnya internal yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, maka harus dihormati.
- Memiliki kelebihan baik fisik maupun non fisik,
Dalam QS. Al-Tiin (4) Allah berfirman:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.”
Manusia dibekali dengan panca indra yang sempurna dan hati untuk menimbang dan memutuskan baik buruk dalam kehidupannya dan mempergunakan panca indera untuk mempermudah aktivitas.
Dalam QS. An-Nahl (79) Allah berfirman:
أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman”.
Fikiran dan Potensi yang Lain
Manusia juga punya tugas sebagai khalifah atau kepemimpinan di bumi. Sehingga manusia juga diberi kesempatan untuk menggali potensi di darat dan di laut untuk kepentingan kehidupan di dunia ini, serta memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.
Kadang hati kita terlalu kerdil, memandang seseorang yang beda faham dengan kita saja enggan untuk memuliakan, apalagi beda suku, bangsa dan agama. Atau kita merasa lebih kaya, lebih pintar, lebih berpangkat sehingga memandang lainnya rendah, Astagfirulloh, marilah segera kita hentikan dan bertaubat kepada Alloh SWT.
Saudaraku jika jiwa yang kotor itu kita pertahankan, dan tetap tidak mau merubah mindset/ cara pandang terhadap sesama manusia yang semuanya harus di muliakan, maka dengan tegas Alloh SWT memberi peringatan pada kita dengan firmanNya QS. Al-A’raf: 179
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Momentum romadhon ini mari kita berikhtiar dan selalu berdo’a pada Alloh SWT, agar hati kita dilunakkan oleh Alloh (mudah melaksanakan perintah Alloh SWT). Mata kita dimaksimalkan untuk membaca ayat-ayat Allah baik yang tertulis maupun ayat-ayat kauniah.
Telinga kita harus lebih sering dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah dan petuah-petuah kebajikan, sampai secara riil kalimat. كرمنا (Alloh memuliakan kita), bisa terwujud. Amiin.
Fasilitas Bumi dan Langit
Selanjutnya oleh Alloh SWT memuliakan manusia dengan memberikan bumi sebagai tempat tinggal, dan menikmati rizki yang dilimpahkan-Nya, serta Alloh menjadikan langit sebagai atap yang dihiasi bintang-bintang yang gemerlapan. Perputaran bintang dan planet lain sangat teratur hingga ada malam dan siang, juga ada gelap dan terang.
Alloh SWT berfiman dalam QS. Al-Mu’min : 64
اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ۚذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ ۖ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam”.
Al Qoror bisa berarti al Maskan yang berarti tempat tinggal atau kediaman, secara global bumi ini diciptakan sebagai tempat berpijak, tempat tinggal bagi manusia secara spesifik memang tempat tinggal adalah rumah yang diuat oleh manusia yang macam-macam.
Ada yang paling sederhana daari bambu dan ada yang mewah mengalahkan hotel bintang lima. Janganlah kondisi rumah kita menjadi penyebab terhalangnya kedekatan dengan sang maha pencipta, dan hiasi tempat tinggal kita dengan membaca kalam-kalam illahi sebanyak-banyaknya agar memunculkan ketentraman hati laksana di surga.
Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi, juga menjadikan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya bebeda dengan makhluk lainnya dan hanya kepada Alloh semua akan Kembali. Firman Alloh QS. Al-Taghobun (3)
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu)”.
Oleh karena itu marilah kita tingkatkan amal ibadah di bulan suci ini, karena semuanya akan kita pertanggungjawabkan di sisi Allah SWT, agar kebahagiaan di dunia dan akhirat bisa diraih.