Penulis: Fikron Achmad

Kebanyakan dari kita ketika dihadapkan pada bencana, kita selalu menyalahkan keaadaan bahkan menyalahkan Tuhan. Mereka mengatakan bahwa Tuhan tidak adil, kenapa selalu saja aku yang terkena bencana. Padahal kesalahan ku ini terhitung ringan, sedangkan mereka yang mempunyai kesalahan yang lebih besar tidak terkena bencana.

Mengapa? Apakah Tuhan sudah tidak peduli padaku, kearena aku ini manusia yang tidak berguna. Berhentilah menghujat keadaan, berhenti menghujat Tuhan, berhenti menghujat diri sendiri. Seharusnya kita berfikir, bahwa setiap kejadian pasti ada maksud tersendiri. Kita harus mencoba mencari hikmah dibalik bencana tersebut.

Justru peluang orang yang terkena bencana akan lebih banyak ketimbang orang yang hidupnya mulus. Karena, orang yang terkena bencana akan berfikir lebih keras dan menjadikan kejadian yang dialaminya menjadi motivasi dirinya untuk sukses. Orang yang terkena bencana tidak selamanya buruk.

Tuhan hanya ingin kamu Bahagia dengan cara memberikan bencana. Mungkin sebab lain Tuhan memberikan bencana adalah karena kamu orang yang sifatnya susah berubah. Maka dengan bencana menjadi solusi terbaik yang diberikan Tuhan kepadamu.

Jika kita melihat dengan teliti, kita akan mengetahui bahwa kita tidak sendiri. Selalu ada orang lain yang bernasib sama dengan kita. Justru orang yang bernasib sama dengan kita, bisa dijadikan sebuah pergerakan untuk bangkit Bersama. Mungkin ada juga bernasib sama lalu sukses karena bencana, yang seperti ini Tuhan memberikan contoh bahwa dia bisa sukses kenapa kamu tidak.

Mari belajar dari John Lloyd, seorang produser TV dan radio. Salah satu pertunjukan utamanya adalah The News Quiz di radio 4. Lalu, dia ikut menulis naskah radio The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy. Kemudian memproduksi Not the Nine O’Clock News. Lalu Spitting image dan Blackadder. Dia adalah Penggagas Have I Got News For You. Kini dia memproduksi dan menulis QI.

Karya-karya beliau yang sangat banyak hingga menjadi seorang produser TV dan radio adalah perjalanan yang penuh penderitaan. Bukan termasuk orang yang banyak mengalami keberuntungan. Beliau sering mendapat kegagalan yang membuat otaknya linglung. Beliau sering dipecat dari pekerjaan dan sering kehilangan peluang.

Menurut John sendiri, kasus yang seperti itu merupakan siklus atau pola hidup seseorang, yang harus difikirkan dan direncanakan. Tentunya dengan usaha yang gigih dan semangat. Terutama motivasi adalah hal yang tidak boleh hilang pada setiap pola hidup manusia. Justru John menyadari sebenarnya, bencana adalah peluang yang terselubung.

John belajar banyak dari bencana yang terus menerus menimpanya. Dia malah lebih senang ketika dia dipecat. Karena dengan di pecat John belajar hal baru setiap hari. Pemecatannya mengakibatkan John harus berfikir dua kali lipat yang berdampak pada kemajuan pola fikir manusia. Setiap dia dipecat dia akan berfikir tentang bagaimana caranya tinggal dengan nyaman yang bermodal sedikit. Pola itulah yang membuat dia menjadi orang yang terkenal dan sukses melbihi yang lain.

Fakta dari Sebagian penduduk di bumi ini akan terjerumus ke dalam jurang tanpa ujung ketika bencana melanda mereka. Seolah-olah mereka akan kelaparan sampai mati. Mereka langsung putus asa dengan keadaan hingga melakukan upaya bunuh diri. Jika ini yang dilakukan you are very very stupid men. Karena banyak hal bisa dipelajari dari bencana. Lalu sediakan rencana kedua setelah terjadi kegagalan.

Jadi dari awal kita bisa berfikir itu adalah momen-momen dimana kita harus berfikir lebih jauh kedepan. Akan sangat menyesal nantinya jika kejadian yang tidak disangka menimpa kita. Maka solusi terbaik adalah sediakan rencana sebanyak mungkin untuk segala kemungkinan yang terjadi. Pemikiran ini bisa di pakai oleh seorang pebisnis dan rata rata dari mereka  yang dapat merencnakan hidup dengan baik dan sering jatuh mereka tidak gagap menanggapi permasalahan hidup.

Jean Reihart adalah seorang pemain gipsi. Dia lahir pada tahun 1910 di sebuah kamp di luar paris, tempat dia mendengarkan alunan musik dimainkan di sekeliling api unggun. Ketika dewasa dia mempelajari suara gipsi, gitar, banyo, dan biola. Dia tidak pernah berlatih dengan keras tetapi di terus meniru para orang tua melantunkan suara-suara indah.

Pada usia tiga belas tahun dia menghasilkan uang yang cukup banyak. Ketika usia delapan belas dia mampu menikah dengan uang yang diperoleh dari bermain musik. Dia dan istrinya tinggal di sebuah caravan kecil yang penuh dengan bunga dari plastik dan caravan tersebut berbahan kayu.

Hingga suatu malam terdapat sesuatu yang menyenggol lilin sampai jatuh yang membakar semua bunga plastik sampai habis dengan karavannya. Nasib malang menyentuh Reinhart, saat karavannya terbakar dia menyeret istrinya menjauh tetapi bagian tubuh sebelah kiri terbakar parah.

Reinhart diarahkan pihak rumah sakit. Kemudian berita buruk terdengar oleh telinga Reinhart bahwa kakinya harus segera di amputasi. Mendengar hal itu, dia langsung mnyeret dirinya keluar dari rumah sakit dan berlatih hingga mampu berjalan. Bencananya tidak berhenti disitu. Dia mengalami kelumpuhan pada dua jarinya dan tidak bisa di luruskan.

Dia kecewa dan depresi sangat berat perihal jarinya yang lumpuh dan tidak dapat digunakan bermain musik. Sampai ia mendengar suara merdu dari music bergenre jazz. Musik ini melanggar semua algoritma ilmu musik tetapi menhasilkan sesuatu yang baru dan sangat merdu.

Sesuatu terbesit di dalam kepalanya. Jika musik ini menyalahi aturan kenapa dia tidak bisa. Lalu dia berusaha lagi sekuat mungkin. Dia terus berlatih bermain gitar dengan jari sebisa mungkin dan semenarik mungkin. Lalu dikolaborasikan dengan gipsi yang sudah dimainkan sejak kecil. Akhirnya musik yang dia mainkan adalah bergenre jazz.

Hikmah yang bisa kita ambil adalah “Boleh jadi yang engkau benci ialah kebaikan yang sempurna dan boleh jadi apa yang engkau suka adalah keburukan yang berpotensi mengancammu”