Penulis: Muh. Fadhil Nurdiansyah (Mahasiswa UIN Raden Mas Said, Surakarta)
Gotong Royong adalah salah satu nilai yang terus digenjot oleh Presiden Soekarno agar bisa menjadi budaya bangsa Indonesia, bahkan gotong royong ini disebut sebagai inti sari dari Pancasila yang oleh beliau dirangkum menjadi Ekasila. Intinya para founding father negara berharap bangsa ini memiliki rasa gotong royong dalam setiap permasalahan yang terjadi.
Hal ini mungkin senada dengan pernyataan Dr. Emrus Sihombing beberapa waktu lalu yang meminta para pengkritik tidak hanya menilai secara negatif saja, tapi juga memberikan solusi. Entah itu contoh kasus yang cocok atau tidak untuk menjelaskan bentuk gotong royong ini, yang jelas saya menganggap kasus tersebut sebagai pelajaran.
Saya terpikir untuk menulis ini ketika membaca karya dari Mas Prabu Yudianto yang berjudul “Negri Ngeri’, yang adalah Gambaran Indonesia Saat Dihajar Pandemi.” di media Terminal Mojok. Sekadar ingin bernostalgia saja ketika dulu mendengarkan lagu-lagu bergenre punk terutama Marjinal yang senantiasa membuat saya menyanyikannya dengan menggebu-gebu.
Kita pasti sedang dalam situasi gelisah, marah, kecewa, sedih, atau dilema ketika merasakan keadaan yang tak kunjung membaik dan bahkan semakin carut marut ini. Kepanikan masyarakat sudah sangat terlihat saat ini, mulai dari penimbunan barang, pelanggaran aturan PPKM untuk menutup tempat berjualan di atas jam yang ditentukan, munculnya konspirator-konspirator yang menganggap covid-19 itu hanya bisnis elite global. Saya rasa itu adalah wujud kepanikan, kekecewaan, dan pembelaan bagi mereka yang terdampak oleh pandemi ini.
Kembali pada alasan menulis tulisan ini, melalui lagu-lagu Marjinal yang terasa sangat dekat secara emosional terhadap keadaan negeri. Saya ingin kita semua mendengarkan lagu berjudul “Luka Kita” setidaknya satu kali saja. Bukan untuk mempromosikan atau bahkan meningkatkan jumlah viewers Youtube Marjinal karena saya sendiri tidak ada hubungannya sama sekali dengan band tersebut. Namun, hanya sekedar kita semua ingat dan sadar akan rasa kemanusiaan melalui lirik-liriknya.
Bencana dari negeri air mata
Ratusan ribu jiwa pergi mendahului kita
Saat ini kita semua pasti sering atau bahkan setiap hari melihat berita-berita di media sosial yang dihiasi dengan kabar kematian dari sanak saudara, teman, guru, bahkan orang tua kita sendiri. Puluhan ribu kasus kematian covid-19 terjadi dan tak terbendung meskipun pemerintah telah menerapkan PPKM Darurat maupun segala kebijakan untuk menekan persebaran virus ini.
Namun alam berkata lain, angka kasus covid-19 ini tidak malah menurun tapi malah meningkat setiap harinya. Siapa yang paling disalahkan disini? Pasti kita semua akan serentak menjawab “Pemerintah” dengan lantang.
Okelah brother and sister kita semua memang merasakan langsung dampaknya, tapi apakah situasi saling menyalahkan ini akan terus berlanjut? Kalau memang ada yang terbukti bersalah ya alhamdulillah, tapi kalau nggak ketemu? Hasilnya hanya buang-buang waktu, tenaga, dan pikiran.
Baca juga: Pandemi dan Virus Informasi
Saudaraku yang pergi tak hanya tinggalkan nama
Saudaraku yang pergi meninggalkan berjuta makna
Saudaraku yang pergi membangunkan seisi dunia
AGAR MENGERTI DALAMNYA MAKNA HIDUP YANG ADA
Inilah lirik yang menurut saya sangat ngeri, jeruu, dan mengena dalam hati yang mungkin saja terjadi juga pada orang lain saat membaca atau mendengarnya. Statistik kasus kematian covid-19 yang setiap hari kita baca di berita-berita terkesan hanya sebatas “ANGKA” yang terus naik saja, bukan manusia yang gugur dalam perang melawan pandemi corona.
Mereka yang gugur demi menghidupi keluarga, mengobati pasien, dan memenuhi hak-haknya nantinya hanya akan terabadikan lewat deretan angka. Jika korban-korban itu tetap dianggap sebatas angka, bukan tidak mungkin jika bencana ini tidak akan berhenti karena tidak ada rasa kemanusiaan untuk mendorong nilai gotong royong menyelesaikan pandemi ini.
Lirik “AGAR MENGERTI DALAMNYA MAKNA HIDUP YANG ADA” sengaja saya buat kapital dan tebal agar terkesan ngegas. Karena mereka yang gugur sejatinya memberikan kita pesan agar harus tetap hidup dan memanfaatkan hidupnya sebaik mungkin dan bergotong royong dalam menghentikan pandemi ini. Sudah tidak ada waktu untuk kita semua saling menyalahkan satu sama lain, pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan kita sebagai rakyat yang mendukung mereka harus benar-benar bergotong royong dengan mencari solusi bersama-sama.
Memang benar bahwa banyak sekali kejadian yang bisa dibilang tidak manusiawi, tidak memiliki empati, atau bahkan bisa dibilang tidak bermoral seperti korupsi dana bansos oleh oknum pejabat, Tindakan represif oleh oknum aparat yang tidak humanis serta berbagai macam kejadian tak etis yang dilakukan oknum-oknum tak bertanggung jawab lainnya. Itulah bukti bahwa kita tidak memiliki rasa kemanusiaan dan gotong royong dalam hidup kita.
Tunjukkan bahwa kita semua bersaudara
Luka mereka luka kita semua
Kita semua adalah saudara. Baik pemerintah, aparat, maupun rakyat pada dasarnya adalah sesama manusia yang juga sama terdampak pandemi korona. Hal yang paling mendasar untuk keluar dari bencana ini adalah saling mematri rasa kemanusiaan dan gotong royong dalam diri kita semuanya.
Kalau pemerintah senantiasa memasukkan sisi kemanusiaan dalam setiap kebijakannya, rakyatnya akan senang dan puas karena mereka merasa dihargai sebagai manusia. Serta pemerintah juga harus memanusiakan mereka yang mengkritik setiap kebijakannya, karena rakyat hanya ingin dipenuhi hak-haknya sebagai warga negara Indonesia, begitu pula sebaliknya.
Lagu ini kiranya mampu menjadi salah satu solusi bagi kita semua untuk memperbaiki moral atau semangat kita berperang menghadapi pandemi. Sekali pun pada akhirnya tidak bisa menjadi solusi, setidaknya lagu ini mampu menemani hari-hari kita yang kurang asupan melodi.
Lagu tidak hanya hadir sebagai instrumen hiburan belaka. Tetapi musik juga adalah sebuah bentuk cipta, rasa, dan karsa yang didalamya memuat berbagai makna-makna. Melalui lagu “Luka Kita” yang dibawakan Marjinal ini kita akan diajak untuk merenungi arti kemanusiaan, gotong royong serta mengingatkan akan pentingnya mengerti dalamnya makna kehidupan yang sebenarnya.
________________________________________
Nama Lengkap
Muh. Fadhil Nurdiansyah
Email
fadhfadhfadh5@gmail.com
Whatsapp
0895-3221-60997
Semangat fadilll..