Kalau keuangan anda di akhir tahun sedang ‘tipis’ atau malah defisit sebab usaha utama tidak jalan sebab daya beli masyarakat rendah karena pertumbuhan ekonomi stagnan lalu anda juga dilarang oleh Undang-Undang untuk melakukan usaha sampingan ngetap dan menjual bensin premium secara eceran, tapi anda tetap ingin liburan maka alun-alun Trenggalek jadi opsi terbaik. .
(Kalimat di atas tidak salah, tapi memaksa pembaca membaca lebih dari satu tarikan nafas adalah penyiksaan. Apalagi di era medsos.) .
Lanjut, wisata ke alun-alun ini hemat biaya. Tanpa tiket masuk. Cukup seribu untuk parkir, bisa gratis kalau anda jalan kaki dari rumah. Tapi seribu rupiah retribusi (pungutan) parkir lumayan lah untuk nambah Pendapatan Daerah. .
“Apa yang unik?” Mari menyebutkan beberapa: Fasilitas tergolong baik sebab baru renovasi, ada kursi besar, dekat masjid agung untuk sewaktu-waktu ingat ibadah, berhadapan dengan pusat kekuasaan –ya Pendopo, ada tulisan TRENGGALEK yang ikonik di bagian depan (eh, entah depan atau salah satu sisinya). .
Terakhir, pada foto di bawah ada pohon beringin besar, tempat untuk beragam aktifitas: peningkatan spiritual, tidur, membangun harmoni dengan alam, ngopi ngerokok, meratapi nasib atau sekedar mencari jawaban ‘telur atau ayam dulu yang diciptakan Tuhan?’
“Apa lagi?” Ya, alun-alun ini satu-satunya di Indonesia bahkan dunia. Sejauh beragam riset lembaga profesi(delusi)onal: tidak ada satupun distrik, daerah atau wilayah yang bernama dan memiliki alun-alun bernama Trenggalek. Kekhasan ini tentu jadi magnet bagi wisatawan –lokal dan impor. .
Fa Ba’du, mari berkunjung ke #Trenggalek