Penulis: Drs. H. Mustofa Alchamdani, MSI
Menjaga Agama (hifdzu al-din) dengan secara kontinyu atau istiqamah menjaga stabilitas iman dan taqwa. Sebagai muslim dan muslimah kita harus semakin mantap mendekatkan diri kepada sang pencipta, dengan hati, akal dan perbuatan. Sebab islam adalah penyerahan diri, kepatuhan dan ketundukan hamba kepada tuhannya. Hal ini bisa diwujudkan dengan perilaku memperbanyak dzikir, istighfar, tasbih, tahlil dan membaca al-Quran, serta memperbanyak ibadah kepada Allah. Berpegang teguhlah kepada kebenaran dari Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 256. Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Menjaga Akal (Hifdz al-Aql) Berpikir positif serta husnudzan kepada Allah SWT. Bahwa Allah menciptakan langit dan bumi, siang dan malam termasuk juga virus corona sebagai tanda kebesaran-Nya. Disamping itu dengan berpikir kreatif mencari hikmah atas kasus wabah corona. Bawalah keyakinan kita untuk semakin mantap meyakini bahwa Allah menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia.
Sebagaimana firman Allah dalam Ali Imron ayat 190-191. Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam kondisi apapun. Baik dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring. Dan mereka juga senantiasa menggunakan akal pikiran mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi. Mereka pun berkata, “Wahai Rabb, Engkau tidak menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Maka lindungilah kami dari azab Neraka.”
Menjaga Jiwa (Hifz al-Nafs) dengan cara menjaga diri, keluarga dan masyarakat agar tidak terpapar virus corona sesuai anjuran dari para ahli. Hal ini bisa dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun secara rutin, memakai masker, menjaga jarak diri, menghindari kerumunan dan makan makanan bergizi dan lain-lain. Beberapa perilaku tersebut menjadi ikhtiar kita. Kita sebagai hamba yang dhaif atau lemah jangan sampai melalaikan tawakkal dan berdoa agar terselamatkan dari virus corona. Kita harus tetap sabar waspada sebab bersikap sembrono bisa berujung pada kematian.
Allah SWT berfirman dalam surat an-Nisa ayat 29. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Menjaga Keturunan (Hifz al-nasab) dengan cara memperhatikan dan mengevaluasi secara rutin berkaitan dengan kondisi anak-anak terkait kondisi imunitas atau kekebalan tubuh mereka. Hal ini menjadi tugas orangtua. Memberikan menu makanan empat sehat-lima sempurna dengan makanan yang halal serta baik (thayib). Membina, membimbing dan mendidik secara istiqamah perkembangan akal, spiritual, emosional dan moral.
Sebagaimana diperingatkan oleh Allah SWT dalam surat an-Nisa ayat 9. Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Menjaga harta benda (Hifz al-Maal) Jangan berhenti mencari nafkah atau mengais rezeki yang halal dan barakah kemudian membelanjakan atau mentasharrufkan ke jalan yang diridhai Allah SWT. Namun dalam kondisi seperti saat ini.harus lebih berhati-hati menjaga kesehatan dan menjaga hati supaya tidak cinta berlebihan terhadap harta. Sebab bagaimanapun harta dan keluarga hanya titipan Allah dan akan kembali kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat al-Fajr ayat 20. Artinya: Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.