Bayangan awal ketika membicarakan tentang desa yang ada di Indonesia seringkali diartikan sebagai masyarakatnya yang miskin, pemalas serta semuanya yang berbau negatif. Mengapa hari ini petani yang ada di Amerika tidak dipersepsikan sebagaimana petani di Indonesia.?
Hal tersebut oleh karena petani disana adalah petani-petani yang kaya, bahkan pendapatan mereka dapat melebihi pendapatan yang diperoleh para profesional lain di kota. Padahal jika dilihat dari kondisi sosialnya keberadaan mereka tidak berbeda jauh dari masyarakat desa di Indonesia.
Tidak usah jauh jauh-jauh keseberang benua, para nelayan yang ada di Filipina, khususnya di General Santos, adalah para nelayan yang kaya raya. Tentunya kemajuan itu tidak tercipta hanya dengan membalikkan telapak tangan saja, akan tetapi kemajuan tersebut melalui proses yang panjang dan konsisten walaupun memang ada campur tangan dari pemerintah.
Dalam prosesnya pemerintah memberikan bantuan pendanaan untuk sebagai investasi kepada masyarakat desa dalam mengembangkan usaha perikanan didesa tersebut. Sehingga usaha perikanan mereka pun mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan mereka mampu meraup keuntungan lewat penangkapan ikan yang mereka lakukan di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia terdekat dengan desa di General Santos kondisinya begitu jauh berbeda.
Pembangunan ekonomi yang ditujukan ke desa pendekatan yang dilakukan haruslah disesuaikan dengan kondisi komoditi produk yang dapat dihasilkan oleh desa masing-masing tidak bisa kemudian dipaksakan harus dapat menghasilkan produk yang homogen.
Selanjutnya berkaca dari pendekatan yang sudah pernah dilakukan oleh pemerintah, dimana masyarakat desa digelontori dana yang begitu besar tanpa adanya pendampingan atau kontrol yang serius dari pihak yang berwenang akhirnya malah menciptakan masalah baru bagi warga desa karena mereka tidak bisa mengembalikan dana dan merugi.
Bahkan tidak sedikit aparatur Desa yang seyogyanya menjadi mentoring malah tersangkut pada masalah yang membuat mereka harus berurusan dengan aparat penegak hukum.
Mengingat bahwa SDM kita yang ada di desa belum mampu dalam mengeksekusi program pembangunan ekonomi, maka perlulah bantuan dari para professional dalam melakukan pendampingan sehingga warga Desa dibekali dengan pelatihan dalam mengelola usaha.
Selain itu peran para kaum muda akademisi juga wajib berperan dalam membantu mewujudkan cita-cita itu bisa melalui beberapa sektor. Diantaranya dengan membantu memotivasi warga desa untuk mau bangkit karena memang selama ini atmosfer yang berkembang di masyarakat desa hari ini adalah sifat pemalas, selain itu perlu diadakan riset-riset kecil dalam membantu menemukan inovasi baru dalam pengembangan ekonomi pedesaan.
Koperasi adalah salah satu pilihan yang paling sesuai dalam menjalankan program tersebut.
Dengan membangkitkan kembali sistem koperasi di desa, lumbung-lumbung perekonomian akan mulai bergerak dengan adanya investasi gotongroyong yang dijunjung bersama masyarakat desa. Komoditi produk asli desa akan dapat termodali dengan baik serta lambat laun mereka akan belajar mengelola usaha dengan pendampingan dari para konsultan.
Dengan ini harapan untuk melihat wajah baru gerakan ekonomi rakyat yang maju akan sanagat mungkin tercapai, Desa tidak lagi tersimbolkan dengan kemiskinan dan ketertinggalan, akan tetapi masyarakat Desa tidak akan lagi berbondong-bondong membanjiri kota untuk menjemput kesuksesan karena di desa sendiri mereka bisa menjemput kesuksesan itu dan menjadi milyarder dirumah sendiri, memamerkan kekayaan kepada dunia luar melalui jendela rumah mereka masing-masing. (B. Zoel)