(Telaah dengan Mempertimbangkan Laju Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Perbankan)

Pertumbuhan Ekonomi adalah suatu hal yang harus dicapai oleh suatu negara. Tingkat pencapaian Pertumbuhan Ekonomi dalam suatu Negara dapat diukur dengan Pendapatan Nasional riil yang dicapai oleh suatu negara.Teori pertumbuhan klasik menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan PDB dalam suatu negara (Todaro, 2009:137) Perekonomianberdasarkan jangka waktunya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian jangka pendek (stabilitas perekonomian) dan perekonomian jangka Panjang (Pertumbuhan ekonomi).Laju pertumbuhan perekonomian dalam suatu negara harus diimbangi dengan stabilitas perekonomiannya, karena kedua hal ini dapat berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat dalam suatu negara.Adapun beberapa permasalahan stabilitas ekonomi adalah inflasi, pengangguran dan defisit neraca pembayaran. Masalah stabilitas perekonomian secara langsung dirasakan oleh masyarakat dalam rentang waktu jangka pendek sedangkan permasalahan yang dirasakan akibat dari perlambatan atau stagnansi pertumbuhan ekonomi akan dirasakan oleh masyarakat dalam jangka panjang.Pertumbuhan ekonomi di Indonesia cenderung meningkat tiap tahun jikadilihat dari output pendapatannya (Peningkatan Jumlah Gross Domestic Produk) (www.bps.go.id).Adapun Target pencapaian secara Makro ekonomi di Indonesia dituliskan didalam “Asumsi dasar Makro Ekonomi” yang digunakan sebagai salah satu bahan atau rujukan dalam penyusunan Anggaran Pembelanjaan Negara (APBN).Jika dilihat pada point pertama tentang Target pertumbuhan ekonomi, terus terjadi peningkatan jumlah nilai totalnya tiap tahunnya dengan adanya presentase peningkatan Pada sisi Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini berarti menandakan pertumbuhan ekonomi dan inflasi selalu meningkat tiap tahun berdasarkan pada asumsi yang dibuat.Diikuti dengan pencapaian target pencapaian inflasi juga yang di tentukan. Asumsi dasar ekonomi makro ini digunakan sebagai acuan dalam satu periode, dimana asumsi dibuat digunakan sebagai acuan dan pertimbangan dalam melakukan aktivitas ekonomi.Aktivitas ekonomi dalam jangka pendek dengan mempertimbangkan asumsi makro (perencanaan satu periode) ini menyebabkan perlu diadakan kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Di Indonesia ada dua macam kebijakan yang dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.Pemegang kebijakan moneter yaitu bank Indonesia dan kebijakan fiskal yaitu pemerintah. Dimana keduanya saling berinteraksi dan saling mempertimbangkan satu sama lain dalam pengambilan keputusannya.
Penjelasan :Banyaknya Jumlah uang beredar (JUB) memiliki hubungan terhadap pertumbuhan perekonomian. Secara tidak langsung dengan meningkat jumlah uang yang beredar menyebabkan efek tidak langsung terhadap pertumbuhan perekonomian, hal ini karena pada saat terjadi kelebihan jumlah uang beredar, Bank Indonesia akan mengambil kebijakan (menurunkan) tingkat suku bunga.Kondisi ini mendorong para investor untuk melakukan investasi, yang padaakhirnya akan menciptakan kenaikan output PDB yang sekaligus menyebabkan terjadinya pertumbuhan Ekonomi. (Teori Pertumbuhan Harrod-Domar)Pada sisi yang lain jika terjadi kelebihan pada jumlah uang yang beredarmaka akan menyebabkan terjadinya inflasi atau kenaikan harga secara agregat, besarnya inflasi di Indonesia memiliki Batasan sesuai dengan yang ditentukan pada asumsi dasar ekonomi makro.Hal ini berarti inflasi yang terjadi dalam Batasan atau sesuai dengan rencana memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Tugas dari Bank Indonesia sebagai pemegang kebijakan moneter adalah mengatur dan mengendalikan jumlah uang dan beredar dan tingkat suku bunga agar fluktuasi antara keduanya yang terjadi masih dalam batasan yang direncanakan.
Penjelasan :Pemotongan atau pengurangan pajak secara tidak langsung akan menyebabkan peningkatan pendapatan. Karena dengan dipotongnya pajak cenderung akan membuat orang-orang untuk melakukan konsumsi yang berarti akan menambah peningkatan konsumsi dan peningkatan konsumsi (C) (bagian dari Y) akan menyebabkan peningkatan pendapatan (Y) yang ditunjukan dengan pergesaran Slope E1 ke E2 dengan asumsi membentuk titik keseimbangan membuat pendapatan meningkat dari Y1 ke Y2 .Hal ini menjelaskan bahwa pengurangan pada jumlah pajak memiliki efek multiplier (berganda terhadap pertumbuhan Ekonomi)Sedangkan untuk pengeluaran pemerintah (G) akan secara langsung menyebabkan peningkatan dari output pendapatan (Y). karena pengeluaran pemerintah (G) merupakan bagian input dari pendapatan (Y).Berbeda dengan pemotongan pajak pengeluaran pemerintah akan berdampak lebih besar terhadap output (Y) hal ini dikarenakan efek langsung dari G sebagai input dari Pendapatan (Y). dengan asumsi bahwa jika agregat efek nominal dari pemotongan pajak dengan peningkatan pengeluaran pemerintah dalam jumlah yang sama, maka efek dari pengeluaran pemerintah lebih besar dari pada pemotongan pajak.
Dalam menjaga kesimbangan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang bertujuan untuk menjaga stabilitas tingkat harga atau inflasi. Jika pemerintah ingin meningkatkan pendapatan nasional, maka pemerintah harus mendorong investor untuk melakukan investasi di berbagai sektor untuk meningkatkan output nasional (teori Harrod-Domar).Untuk meningkatkan investasi dapat dilakukan dengan cara Menaikan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia. jika tingkat bunga naik maka akan menyebabkan terjadi peningkatan pada investasi yang kemudian menyebakan adanya peningkatan pada output nasional yang berarti adanya pertumbuhan ekonomi.Ini adalah contoh sederhana kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah dengan melakukan kordinasi antara otoritas moneter dengan pemegang kebijakan fiskal.Sedangkan untuk versi sempurnanya yaitu dengan mengkombinasikan antara kurva IS dan LM. Pada model IS-LM menghasilkan tingkat pendapatan dan tingkat bunga keseimbangan pada saat terjadinya keseimbangan baik pada pasar barang dan pasar uang.Secara sederhana, IS sebagai keseimbangan dipasar barang dipengaruhi oleh kebijakan fiskal Pengeluaran pemerintah (G), Investasi (I) dan Konsumsi (C) yang akan menggeser kurva IS ke kanan atau ke kiri.Sebaliknya LM dipengaruhi oleh tingkat harga yang akan menggeser ke kiri dan jumlah uang beredar akan menggeserke kanan kurva LM. Berdasarkan pada kebutuhan ketika pemerintah membuat kebijakan fiskal dengan menaikkan pajak maka akan menggeser kurva IS ke kiri. Jika IS bergeser ke kiri maka tingkat output akan menurun dan tingkat suku bunga juga akan menurun.Atau misalkan ketika bank Indonesia dalam hal ini otoritas moneter meningkatkan jumlah uang beredar maka kurva LM akan bergeser ke kanan, konsekuensinya adalah output akan meningkatdan suku bunga akan menurun. Alternatif kebijakan yang digunakan bersifat dinamis atau menyesuaikan kebutuhan dan kondisi yang terjadi.DAFTAR PUSTAKATodaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2009. Pembangunan Ekonomi (edisi kesebelas, jilid I). Jakarta : ErlanggaMankiw, N.Gregory. 2007. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga
https://www.bps.go.id
Oleh : Galih Ramadhan Febrianto, SE (galihrf50@gmail.com)Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro