Penulis: Luthfi Hamdani

Istilah branding atau pelabelan akrab dijumpai di dunia pemasaran. Pelabelan dilakukan karena begitu banyaknya beredar produk sejenis, sehingga diperlukan pembeda bagi produk yang satu dengan produk yang lain.

Pembedaan itu bertujuan untuk membuatnya lebih menonjol dibanding produk sejenis lainnya. Prinsip dasar itu pula yang diterapkan dalam konteks personal branding.

Di tengah ketatnya persaingan saat ini, semakin banyak individu yang memiliki keahlian yang sama. Sehingga, perlu dibangun personal branding untuk mengenalkan keahlian seseorang agar lebih menonjol dibanding keahlian orang lainnya.

Pada akhirnya, pembentukan personal branding tersebut dapat meningkatkan nilai jual seseorang atas keahlian yang dimiliki. Hal itu dapat terjadi karena standar diri seseorang dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Personal branding juga dapat digunakan sebagai pembuka networking dengan individu lain dengan ketertarikan yang sama dalam suatu bidang tertentu. Tujuannya, prospek karier seseorang juga semakin terbuka lebar.

Personal branding dapat mengatur presepsi seseorang terhadap orang lain, dengan menceritakan pengalaman kepada orang lain secara natural sehingga orang lain berpikir bahwa persepsi tersebut dibangun dengan sendirinya (Montoya, 2002).

Dari sini dapat disimpulkan bahwa personal branding adalah suatu proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang, di antaranya: kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai, dan bagaimana stimulus-stimulus ini menimbulkan persepsi positif dari masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai alat pemasaran (McNally & Speak, 2002).

UNSUR PERSONAL BRANDING

Peter Montoya (2002) dalam penelitian berjudul “The Personal Branding Phenomenon: Realize Greater Influence, Explosive Income Growth and Rapid Career Advancement by Applying the Branding Techniques of Michael, Martha & Oprah.” merumuskan konsep pembentukan personal branding yang meliputi delapan unsur utama sebagai berikut:

  • Spesialisasi (The Law of Specialization)

Bahwa personal branding dapat terbentuk dengan spesialisasi tertentu yang dimiliki oleh seseorang. Misalnya seorang yang ahli dalam kepenulisan membentuk personal branding dengan tulisan-tulisannya.

  • Kepemimpinan (The Law of Leadership)

Kepemimpinan dapat dibentuk melalui keunggulan, yakni dipandang sebagai seorang ahli dalam bidang tertentu. Memiliki kekuatan untuk mengarahkan mengenai hal tertentu melalui spesialiasi yang dimiliki.

  • Kepribadian (The Law of Personality)

Personal branding yang baik menggambarkan kepribadian individu dalam segala aspek, artinya bukan hanya kelebihan atau kesempurnaan, tetapi juga ketidaksempurnaan individu.

  • Perbedaan (The Law of Distinctiveness)

Sebagaimana deferensiasi yang diterapkan pada setiap produk, dalam pembentukan personal branding yang efektif juga diperlukan hal yang sama. Diperlukan kesan yang kuat untuk menjadi berbeda dari orang lain dalam bidang atau bisnis yang sama.

  • Kenampakan (The Law of Visibility)

Salah satu strategi membentuk personal branding yang efektif adalah dengan melakukannya penuh konsistensi atau terus-menerus sehingga personal branding orang tersebut menjadi dikenal.

  • Kesatuan (The Law of Unity)

Kesatuan yang dimaksud dalam pembentukan personal branding adalah kehidupan pribadi yang sejalan dengan apa yang dibentuk dalam personal branding seseorang.

  • Keteguhan (The Law of Persistence)

Pembentukan personal branding seseorang tidak akan mungkin terjadi hanya dalam satu malam. Diperlukan waktu yang cukup lama sehingga seseorang harus memiliki keteguhan terhadap personal branding yang dibentuk sejak awal tanpa ada ragu untuk mengubahnya. Jika hal tersebut terjadi, maka akan bertolak belakang dengan prinsip konsistensi yang sudah dijelaskan di awal

  • Maksud baik (The Law of Goodwill)

Personal branding seseorang akan memiliki pengaruh besar bagi orang lainnya jika dipersepsikan secara positif oleh orang-orang di sekitarnya.

TIGA ELEMEN PERSONAL BRANDING

Montoya dan Vandehey (2008) dalam penelitian berjudul “The Brand Called You: Make Your Bussiness Stand Out in a Crowded Market Place”, menuliskan elemen utama dalam membangun personal branding:

You

Istilah you yang dimaksud dalam hal ini adalah seseorang itu sendiri. Seseorang dapat membentuk personal branding melalui polesan (strategi) dan metode komunikasi yang disusun dengan baik. Strategi dan metode komunikasi tersebut dirancang untuk menyampaikan dua hal penting kepada khalayak mereka, yaitu:

Siapakah dirinya sebagai seorang pribadi?

Spesialisasi apa yang dimiliki atau dilakukannya?

Pada dasarnya, personal branding adalah sebuah gambaran mengenai apa yang masyarakat pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai, kepribadian, keahlian, dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang lainnya.

Promise

Personal branding adalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab untuk memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari personal branding itu sendiri.

Relationship

Personal branding yang baik akan mampu menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien atau khalayak. Semakin banyak atribut-atribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tingginya tingkat kekuasaan seseorang, menunjukkan semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal branding tersebut.